Biarlah kusimpan sendiri saja

Bismillah..

Dulu ada seorang teman lama yang telah lama tak bersua,tapi beberapa tahun berselang tersambunglah kembali rajutan tali pertemanan itu via sosmed. Suatu hari ia mengirimkan sebuah pesan di bbmku.
"Na,kamu kalo punya masalah rumah tangga,akan kamu pendam atau kamu akan curhat sama seseorang?"
Waktu itu aku bimbang harus memberi jawaban apa. Di satu sisi batinku mengatakan,bilang aja "aku akan curhat" dengan harapan seandainya ia punya masalah ia akan curhat denganku. Akan tetapi di sisi lain,batinku menolak,untuk usil mengorek-ngorek problematika rumah tangga temanku itu. (Padahal mungkin faktanya dia cuma sekedar iseng nanya aja,but who knows?)

Akhirnya aku mengetik
"Kalo aku ada masalah rumah tangga,selama aku masih mampu untuk menyimpannya dan menyelesaikannya maka sebisa mungkin aku akan diam. Aku takut kalo aku curhat sama seseorang,masalahku itu akan bocor dan menjadi gunjingan orang-orang. Terus terang aku bukan tipe orang yang mudah menitipkan masalah pribadi ke orang lain,walaupun itu temen dekat kita sendiri,karena ini menyangkut aib rumah tanggaku.

Untuk sesaat hening tak ada tanda-tanda balasan darinya. Kemudian aku melanjutkan mengetik.

"Tapi kalo aku merasa memang benar-benar membutuhkan seseorang untuk menumpahkan keluh kesahku,aku akan memilih curhat dengan seseorang yang benar-benar bisa kupercaya,seseorang yang menurutku minim risiko menjadikan curhatanku menjadi rahasia publik. Juga seseorang yang tidak akan sok-sok'an menyumbangkan solusi-solusinya tanpa kuminta. Dan kalaupun aku meminta sebuah solusi dia akan memberi dengan ilmu,bukan dengan unsur subyektif dari sisinya semata".

Sesaat kulihat tanda sedang menulis pesan di chatnya. Tak lama..

"OK,Na. Makasih ya ..." Balasnya
Simpel,padat dan jelas. 
Aku menghela nafas,semoga apa yang kusampaikan bisa membawa faidah untukmu teman,walaupun aku mungkin kehilangan kesempatan untuk tahu apa yang terjadi,dan semoga memang ini hanya pertanyaan iseng darimu.

Membuka satu ayat kitab suci Al Quran 
"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu,dan kamupun adalah pakaian bagi mereka". (Al-Baqarah ayat 187).

Pasangan kita berfungsi untuk menutup aurat dan aib kita. Maka sebisa mungkin kita menutupi kejelekan atau kelemahan pasangan kita. Karena ibarat pakaian yang kita kenakakan,apabila pakaian itu koyak atau robek tentu kita malu untuk mengenakannya,kaaannn...kaaann... Iyaaa kaan..?

Apatah lagi di zaman serba sosmed sekarang ini,saat dinding-dinding Facebook berubah jadi dinding curhatan. Ada yang curhat suaminya yang begini.. begitu.. begono.. yang akhirnya memancing beragam komentar. Komentarnyapun bervariasi mulai dari yang mendinginkan,kepo doang,ngasih solusi ada juga malah komentator yang mengipas bara... (Dikira mo nyate kaleee).

Uppss kenapa jadi ngelantur gini sih,mulai dari soal curhatan sampe ke tukang sate. Whatever,aku cuma nulis buat ngingetin diri sendiri juga,karena jujur as a wife aku juga sering mengalami konflik-konflik intern dalam rumah tangga. Tapi yaahh,itulah isi otak pria dan wanita memang sudah dari sononya berbeda. kutub utara vs selatan,men are from Mars women are from Venus. Aahh salah ya... Men and women ya tetap berasal (dilahirkan) oleh manusia (wanita).

Nah loh.. nambah perplanetan lagi kaann.
Aah sudah dulu ya,semoga kita semua selalu rukun damai dengan pasangan kita kalaupun ada riak-riak kecil semoga itu bisa menjadi bumbu pelengkap yang makin membuat sedap bahtera kita.



Hanau,seruyan,kal-teng,Indonesia.





Comments