Assalamualaikum bloggers. Hai ... Jumpa lagi sama Umminya Faaishanum. Kali ini aku ingin memperkenalkan wisata lokal di di daerahku.
Teluk Buaya. Wuw. Lumayan bikin parno ya namanya, secara buaya adalah reptil yang sangat berbahaya. Tapi, jangan kawatir, di Teluk Buaya ini InsyaAllah ga ada Buayanya, kok.
Asal-usul nama teluk buaya sendiri, yang ku dengar dari Pak Suami adalah karena dulunya di teluk ini banyak buayanya, yeeee ... Mudah banget ditebak ya, pemirsa. Entah fakta entah hoax info dari Pak Suami ini. Xixixi.
Next, kalo ada informasi tentang asal-usul mengapa di namakan teluk buaya, InsyaAllah akan aku post di sini juga, ya, pemirsa.
Lanjut.
Teluk Buaya terletak di desa Asam Baru Kecamatan Danau Seluluk, tetanggaan sama Kecamatan Hanau. Letaknya berada di ujung kampung desa Asam Baru.
Setelah menempuh jarak kurang lebih 15 km dari simpang tiga Pembuang Hulu, Hanau, kita harus berbelok ke arah kanan untuk masuk ke kawasan perkampungan penduduk desa Asam Baru yang berada di sepanjang jalur sungai Seruyan. Jalur tracknya lurus aja, pemirsa. Di sepanjang jalan ini, kita akan disuguhi panorama khas perkampungan di pinggiran sungai.
Perumahan penduduk yang berjejer memanjang dan rapat. Banyak gedung walet yang berdiri menjulang. Suasana kekeluargaan penduduknya yang masih kental, terlihat dari kerumunan warga yang duduk-duduk bersantai sembari bersenda gurau ditemani kopi dan sebatang rokok yang terselip di jari mereka. (Pemandangan ini aku lihat jauh hari sebelum pandemi corona).
Panorama sungai yang masih asli dengan pohon-pohon besar yang menjuntai juga menambah sejuk netra.
Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan, kita akan dipertemukan dengan plang penunjuk lokasi Teluk Buaya. Artinya kita telah sampai.
Begitu tiba di lokasi kita akan di sambut dengan pohon sawit, pemirsa. Hahaha. Kalau bukan hari libur, sepertinya tempat ini sepi. Kebetulan waktu itu aku berkunjung di sore hari, sehingga suasananya teduh. Dengan angin yang bertiup sepoi-sepoi.
Panorama alam di Teluk Buaya dengan vegetasi khas rawa. |
Jembatan panjang yang terbuat dari kayu Ulin sebagai penghubung ke tengah Teluk Buaya. |
Gazebo yang terdapat di beberapa titik jembatan Ulin, sebagai tempat singgah untuk bersantai. |
Penampakan alam teluk buaya ini berupa rawa-rawa dengan berbagai vegetasi khasnya. Aroma tumbuhan khas hutan rawa tercium tajam. Berbagai tumbuhan khasnya, seperti Enceng gondok, Semanggi, serta berbagai rumput lainnya. Selain itu ciri khas airnya yang merah kehitaman, semakin menambah keeksotisan panorama hutan rawa di teluk ini.
It's so fascinating. MasyaAllah.
Well, itu tadi salah satu referensi wisata lokal yang terdapat di desa Asam Baru, kecamatan Danau Seluluk, Kabupaten Seruyan, Pemirsa.
Sekian dulu, InsyaAllah next, akan aku post lagi beberapa destinasi wisata lokal lainnya.
With love 🌻
Umminya Faaishanum
Hanau, Seruyan, Kalteng, Indonesia.
Comments
Post a Comment