Memisah tempat tidur anak

Bismillah.

"Mik, Abang bobo sama ummi ya.." rengek Abang di satu malam.

"Ga boleh, bang. Abang tuh sudah 10 tahun. Sudah ga boleh bobo campur lagi. Sudah besar. Sudah harus bobo sendiri". Jawabku.

"Aisyah sama Hana kenapa boleh bobo bareng berdua?". Tanyanya sambil mengerucutkan bibir.  Manyun.

"Ya bedalah, bang. Aisyah sama Hana sama-sama cewek. Terus juga masih sama-sama kecil. Masak Abang mau nyamain dengan Aisyah yang masih kelas 1 SD atau Hana yang umur 4 tahun. Emang kenapa sih Bang ga mau bobok sendiri? Ga usah takut."

Hampir setiap malam aku dan suamiku harus "ribut" dengan si sulung. Semua karena ia sudah kena kewajiban bobo terpisah. Itu semata-mata karena kami hanya ingin menjaga anak-anak kami dari hal-hal yang negatif. Sementara untuk kedua putri kami yang masih berusia 7 dan 4,5 tahun, mereka masih tidur dalam satu ranjang akan tetapi tidak boleh dalam satu selimut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat saat berusia tujuh tahun. Pukullah mereka apabila tidak mau shalat) saat berusia 10 tahun, dan pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka". (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abdullah bin 'Amr Radhiyallahu'anhumma).

Islam telah mengatur semua tatanan kehidupan dengan sempurna. Akan selalu ada ibrah dari setiap aturan-aturan yang ditetapkan dalam syariat. Salah satunya seperti aturan memisahkan tempat tidur. 

Dengan memisahkan tempat tidur antara anak-anak dengan orang tua, antara sesama anak laki-laki atau sesama anak perempuan, lebih-lebih antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Semua itu tak lepas dari adab, yaitu adab pergaulan. Dengan adanya syariat memisahkan tempat tidur tersebut,  Islam berusaha untuk menutup semua pintu kejelekan.

Wallahu'alam bishawab

Hanau, Seruyan, Kal-teng, Indonesia.

Comments