30 Hari Bercerita

 



Ada yang tahu yang ijo-ijo itu sayur apa? Yup.  jawabnya adalah gambas atau oyong, tapi bukan Oyong Sri lestari, loh. Kalo itu nama adek kelas aku waktu masa putih abu-abu.

Pertama tahu namanya Oyong, saat itu ulangan catur Wulan (fix, bisa dikira-kira usia aku? zamannya masih ulangan cawu gituh). Nah, waktu ulangan itu kami pake sistem acak kelas. Jadi waktu itu aku kelas 2 gabung sama kelas 1. Jadi temen yang duduk di sebelah bukan temen seangkatan. Maksudnya untuk menghindari kecurangan saling contekan mungkin. Tapi yang diuntungkan si adek kelas, karena dia bisa nanya-nanya sama kakak kelas. Termasuk si Oyong, pasangan duduk aku.

Baik, kembali ke soal nama tadi. Jadi, waktu itu hari pertama ulangan. Setelah soal dan lembar jawaban dibagikan, kami masing-masing mengisi nama, kelas plus bidang studi. Waktu itu tak sengaja aku melirik lembar jawaban si adek kelas. Kemudian tersenyum geli demi membaca namanya "Oyong Sri Lestari". Ga tahan, langsung aku komentarin.

"Kayak nama sayur." Ucapku sambil berbisik lirih.

Sambil tersenyum ia menjawab,"Iya kak. Nama sayur. Kakak orang jawakah? Biasanya orang jawa yang tahu oyong itu sayur."

"Iya. Aku orang Jawa."

Akhirnya kami menjadi akrab selama 6 hari ulangan tersebut berlangsung. Acap kali saat Oyong menemukan soal yang sulit, sering bertanya padaku. Kalo aku tahu jawabannya, aku kasih tahu, kalo engga, ya kujawab "ga tahu atau ga bisa".

Setelah ulangan berakhir, berakhir pula interaksi antara aku dan Oyong karena letak kelas kami yang berjauhan. Seandainya situasi itu berlangsung saat jaman sekarang mungkin kami sudah tukeran no WhatsApp, saling follow IG, dan berteman di Facebook.

Bertahun-tahun kemudian.

Saat itu hari raya Idul Fitri. Aku mudik ke rumah orang tuaku. Aku sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak laki-laki. Di malam hari raya kedua, orang tuaku kedatangan sepasang suami istri bersama seorang bayi. Saat itu aku sedang di ruang tengah. Tiba-tiba aku mendengar ada kata-kata "Oyong".

Akupun mengintip. Aku sedikit kaget saat wanita yang sedang bertamu itu adalah si Oyong masa SMA dulu. Akhirnya aku duduk bergabung dengan bapak dan ibu. Ekspresi kaget yang sama juga nampak pada wajah Oyong. Akhirnya kami berdua saling ber "say hello" dan dilanjutkan dengan mengobrol hangat.

Saat itu barulah aku tahu bahwa Oyong telah menikah dengan tetangga satu kampungku. Suaminya semasa singlenya lumayan akrab dengan bapakku.

Sampai sekarang, setiap aku melihat sayur gambas atau oyong, aku akan teringat dengan satu nama "Oyong Sri Lestari".

Sekian.

Comments