Pukul 14.00 Lewat beberapa menit.
Aku perlahan berjalan ke dapur. Kubuka kulkas kemudian meraih cetakan es batu. Niatku mau membuat es sirup cocopandan.
Glek ... glek ... glek ... Alhamdulillah lega. Hilang sudah dahaga. Kemudian aku mengambil piring lalu menyendok nasi di magic com. Selanjutnya kubuka wajan. Aha! Masih ada ayam suwir pedas sisa buka kemaren.
Berusaha bergerak dalam senyap, aku menyantap makan siang. Sambil tetap waspada melihat sekeliling.
Tapi apalah daya, ternyata pendengaranku masih belum teruji, nyatanya aku tidak mendengar derap langkah kaki yang mendekatiku.
Tapi apalah daya, ternyata pendengaranku masih belum teruji, nyatanya aku tidak mendengar derap langkah kaki yang mendekatiku.
Aku terlonjak kaget seiring dengan teriakan Hana.
"Haaahhh! Ummi kok makan." Dengan tatapan yang sedikit mengintimidasi semakin membuatku serba salah.
"Eh, anu ... ummi lagi datang bulan, Nak. Kalo datang bulan ga boleh puasa, dilarang sama Allah."
"Hana haus, mau minum jugaaaa ...." Ucapnya sambil menghentak-hentakan kakinya.
"Eh, jangan.... Sayang, loh. Bentar lagi udah mau buka."
"Ummi, pang makan jua." Ucapnya sambil bersungut.
"Iya, ummi kan datang bulan, makan nasinya juga baru aja". Iya bener, ummi makan nasinya baru siang ini, karena tadi pagi ummi cuma menyantap mie gelas. Ga bohong dong ummi.
"Tapi ummi makan ....!" Masih keukeuh ga terima.
"Ummi datang bulan .... Ga boleh puasa. Kalo puasa nanti berdosa."
"Massak. Kata siapa?"
"Kata Allah. Kalo Hana ga percaya, coba tanya sama Abi."
Hana terdiam.
"Nanti kalo udah ga datang bulan, ummi puasa lagi, kok. Hana tetep lanjutin puasanya lah... Sayang kalo minum, bentar lagi udah mau buka, ya...." Rayuku.
Dan akhirnya iapun mengangguk. Walaupun masih cemberut. Akhirnya untuk mengalihkan perhatiannya aku meminjamkan ponsel Abinya untuk menonton kisah nabi selama 20 menit saja.
Alhamdulillah ceria lagi. Setelah habis waktu kuminta kembali gawai dan Hana kembali bermain bersama Kak Aisyah.
Alhamdulillah, beruntung tidak terjadi insiden mogok puasa. Next, kudu lebih aware. Status siaga satu harus diberlakukan agar tidak terciduk saat diam-diam ummi menyantap makanan. Demi menjaga kestabilan perasaan Hana yang sedang belajar berpuasa.
................
................
Ngomong-ngomong soal datang bulan a.k.a haid a.k.a menstruasi, setiap wanita yang sudah baligh akan mengalaminya setiap bulan.
Di saat bulan Ramadhan sering kita jumpai muslimah yang merasa sedih karena "datang tamu" sehingga membuat mereka tidak bisa mengamalkan ibadah terkhusus di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
Tapi jangan kawatir saudariku. Ada kabar gembira untukmu. Seorang wanita yang mendapatkan haid, dia akan tetap mendapatkan pahala ibadah sebagaimana kebiasaan ibadah yang dilakukan sebelum haid. MasyaAllah .... Allah Maha Baik.
See, betapa di dalam Islam begitu sangat memuliakan wanita. Bahkan diamnya wanita di rumahpun sudah bernilai ibadah juga. MasyaAllah....
...........
Well, itu tadi sedikit cerita pada hari ketujuh Ramadhan ini, pemirsa. Sampai jumpa di diary ramadhan hari berikutnya. InsyaAllah.
...........
Well, itu tadi sedikit cerita pada hari ketujuh Ramadhan ini, pemirsa. Sampai jumpa di diary ramadhan hari berikutnya. InsyaAllah.
Note.
Fathimah Hana Salsabila, kurang 15 hari lagi ia tepat berusia 6 tahun. Tahun ini adalah pengalaman belajar puasa pertamanya. Masih setengah hari. Next perlahan-lahan mungkin dipertengahan Ramadhan nanti akan kami ajari puasa full satu hari, InsyaAllah. Semoga Allah memudahkan.
With love🌻
Umminya Faaishanum a k.a Fauzan, Aisyah, Hana dan Umar.
Umminya Faaishanum a k.a Fauzan, Aisyah, Hana dan Umar.
Hanau, Seruyan, Kalteng, Indonesia.
Comments
Post a Comment